Perkara sebuah lawan kata



Hidup itu selalu memberikan pilihan juga kekecewaan. Tapi di lain sisi hidup juga memberikan suka cita dan keberhasilan. Namun semua rasa yang pernah kita genggam itu, kita harus meyakini satu hal bahwa either we success or not in this time kita tetap mengambil semua pelajaran tentang apa yang sudah kita lalui dan perbuat. Saat kita berhasil mencapai apa yang menjadi  asumsi kita tentang keberhasilan itu sendiri, kita tetap akan humble dan selalu belajar dari pengalaman. Kita gak berbangga diri ataupun berbesar kepala karena hasil yang udah kita capai. Karena ingat semua hal yang ada di dunia ini tercipta karena Allah, even itu tentang  menang atau gagal. Kita hanya boleh untuk terus berikhtiar dan berdoa, karena yakin deh manusia itu gak pernah puas. Selalu ada mimpi mimpi baru saat kita bangun tidur di pagi hari. Selalu ada hal hal baru yang ingin kita lewati atau capai di masa depan nanti.

Namun, hidup selalu memberikan lawan kata yang gak pernah kita inginkan,  bukan? Ya, dan gagal adalah salah satunya. Selalu ada kesedihan dan kekecewaan yang mengikuti kegagalan bagi kita, si manusia yang banyak kurangnya tapi selalu mencoba menjadi sempurna. Namun, sebenarnya kita sering lupa bahwa apa yang kita sebut kegagalan itu adalah rencana manusia yang gak disetujui Tuhannya. Rencana super buruk yang gak sebanding dengan rencana Tuhan yang udah disiapkan sebelum kita lahir di dunia ini. Sebab, seperti kutipan perkataan Ali bin Abi Thalib bahwa : “Sungguh, aku berdoa pada Allah untuk setiap kebutuhanku: Jika Allah berikan sesuai permintaanku aku berbahagia (hanya sekali) dan jika keinginanku tak dipenuhi, aku berbahagia (10 kali). Mengapa? Sebab, yang pertama adalah pilihanku dan yang kedua adalah pilihan Allah.”

Sebagai catatan ketika kita gagal, bukan berati kita gak boleh kecewa sama semesta. Bahkan, bukan berarti kita lepas dari mimpi kita yang gagal itu. Karena, bagiku salah satu ciri jiwa seorang pemenang adalah ikhlas dan sabar. Ketika kita gagal, kita gak pernah putus semangat. Kita gak pernah meragukan rencana Allah. Kita tetap belajar untuk gak hanya menerima keadaan yang sesuai sama apa yang kita inginkan. Dan dari situ, kita belajar untuk menjadi dewasa. Kita menerima semuanya dan tetap belajar lagi, belajar terus. Karena hidup itu termasuk ajang eksperimen. Dan untuk disaat kita kecewa, kita tetap lepaskan kekecewaan itu. Karena having feeling is the art of being human itself. Tetapi setelah itu kita tetap mau bangkit dan cari peluang yang lain. Kita juga gak segan untuk lebih berpikiran terbuka, mencoba hal baru yang lebih beresiko.

Comments

Popular Posts