pede dan berbakat, apa hubungannya?


Akhirnya setelah sekian lama gak nulis di blog, i can do it again.  Alasannya bukan cuma hectic sama sekolah dan tugas doang, sih. Kemarin kemarin agak gak punya mood buat nulis. Cuma, alhamdulillah aku bisa balik nulis lagi setelah proses nyari self motivation yang panjang, hehe.  Okay, so, langsung ke topik yang akan aku bahas aja.

Kamu pasti pernah merasakan ketidakpercayaan diri entah karena mencoba hal baru ataupun hal yang sebenarnya sudah dikuasai. Hal ini menyebabkan kamu sulit berkembang baik dalam lingkup interaksi sosial maupun pengembangan skill dan karakter pada diri sendiri. Semakin dewasa, kamu dihadapkan oleh banyak orang yang menurut kamu lebih hebat dan berbanding terbalik dengan keadaan kamu saat ini. Hal itu, juga termasuk salah satu hal yang membuat kamu tetap stuck di comfort zone mu. Sebab, sebagian dari kamu pasti pernah merasa bahwa lebih baik menjadi apa adanya dan biasa saja daripada harus dihadapkan dengan resiko yang besar. Padahal hal tersebut disebabkan karena self efficacy kamu yang rendah.

Bagi kalian yang belum pernah dengar, self efficacy merupakan kepercayaan diri seseorang terhadap kemampuan mereka untuk melakukan sesuatu. Jika kamu memiliki self efficacy yang tinggi, kamu akan pede-pede aja dengan yang namanya tantangan atau mencoba hal baru. Kamu juga akan terlihat lebih tenang jika dihadapkan dengan hal yang sebenarnya membuat kamu takut. Menurut Heider (1958), bahwa kemampuan seseorang, termasuk kemampuan komunikasi, tidak hanya ditentukan oleh masalah fisik dan ketrampilan saja, tetapi juga dipengaruhi oleh kepercayaan diri. Jadi, sebenarnya orang yang terlihat jago dalam suatu hal itu bukan hanya karena mereka sering berlatih atau memang sudah jago dari lahir. Itu juga disebabkan mereka punya rasa kepercayaan diri akan kemampuan mereka.

Selain itu, rasa kurang percaya diri yang dimiliki seseorang bisa menyebabkan adanya ketergantungan terhadap penilaian orang lain (Lauster, 1978). Hal itu menyebabkan kamu akan takut melangkah karena memikirkan ucapan yang akan dilontarkan seseorang, yang sebagian besar tidak benar benar terjadi. Rasa kurang pecaya diri dan self esteem (harga diri) yang rendah juga secara tidak sadar dapat terefleksikan kepada perilaku kamu terhadap orang lain. Sesuai yang dikatakan Krech (1962), bagaimana cara seseorang menghadapi orang lain dipengaruhi oleh bagaimana ia memandang dirinya. Jadi dapat disimpulkan, orang yang biasanya menghujat dan melakukan bullying baik di dunia maya maupun nyata itu disebabkan kepercayaan dirinya kurang ataupun memiliki self esteem yang rendah.

Lalu, bagaimana caranya memiliki rasa kepercayan diri tinggi? Sebelum itu kamu harus tahu dahulu apa itu kepercayaan diri? Kepercayaan diri yakni suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan (Bandura, 1977) . So, sebelum membangun rasa pede itu kamu harus menghargai diri sendiri dahulu. Bangun self esteem dan rasa mencintai diri sendiri sedikit demi sedikit. Slowly, kamu akan memiliki keyakinan bahwa sebenarnya kamu mampu akan sebuah tantangan baru. Kamu bisa lebih menghargai proses dan pengembangan diri ketimbang hasilnya.


Selain hal di atas, ada 2 hal yang selama ini juga sedikit banyak memengaruhi dalam meningkatkan self efficacy-ku.

1. Kurangi ngebandingin diri dengan orang lain

Sebenarnya ini hal yang sulit mengingat kita sudah hidup di zaman media sosial sedang aktif aktifnya. Setiap menit kita bisa melihat orang orang yang sukses, kaya, banyak prestasi lewat media sosial. Namun, hal itu gak menutup kemungkinan kamu bisa terhindar dari social comparison tadi. Caranya dengan disconnecting media sosial kamu untuk beberapa waktu setiap harinya dan lakukan self comparison. Singkatnya, self comparison adalah disaat kamu bandingin diri kamu yang sekarang dan diri kamu di masa lalu. Dengan itu, kamu bakal gak sering sering lagi bandingin diri dengan orang lain.

2. Kelilingi diri kamu dengan orang yang punya tingkat pede yang tinggi

Ini juga termasuk hal yang berpengaruh dalam meningkatkan self efficacy. Kalau kamu mengelilingi diri dengan orang orang yang pede, lama kelamaan kamu juga bisa ikut tertular dengan positive vibe mereka itu. Selain itu, hindari juga orang orang yang kamu rasa toxic di sekeliling kamu.

Sumber: 
1. JURNAL PSIKOLOGI
2003, NO. 2, 67 – 71
ISSN : 0215 - 8884
KEPERCAYAAN DIRI DAN KECEMASAN
KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA
Siska, Sudardjo & Esti Hayu Purnamaningsih
Universitas Gadjah Mada
2. https://youtu.be/12l9pOtqxPU

Comments

  1. Mba, ini menarik banget. Aku suka cara kamu menyajikan teori dan gagasan kamu ke dalam kalimat, mudah dimengerti 👍

    Ngomong2 soal self efficacy yg rendah, aku mengalami ini sendiri, perkembangan di masa kecil juga bisa berpengaruh. Dari kecil aku selalu ngerasa "takut salah" kalau ngelakuin kegiatan, entah itu yg di suruh sama orang tua, dari sekolah atau pekerjaan aku sendiri. Ini kadang membekas smpe sekarang yg kalau ingin berinisiatif melakukan sesuatu utk orang lain. Pola kelekatan dari orang tua juga jadi pengaruh kenapa anak bisa punya self efficacy rendah.

    Wah jadi panjang nih, thanks a lot naimah, aku bisa cerita sepanjang ini karena pembahasanmu menarik perhatian. Hehehe. Keep writing! :>

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts